Get Gifs at CodemySpace.com
Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 19 Januari 2012

BAHAYA MENGEMUDI SAMBIL MENGANTUUUKKK... uuuAaAagGggHhHHhhh... ngAntukkkk... :O (n' Friend's)





Kalo kita melintasi jalanan tol, biasanya kita akan menemukan papan-papan peringatan tentang safety riding. Mulai dari bahaya ban bocor, jaga jarak antara kendaraan, maximum speed, larangan menyalip dari sebelah kiri atau pun bahu jalan, sampai peringatan tentang mengantuk sebagai sumber kecelakaan. Nah, poin terakhir ini membuat saya teringat kejadian beberapa waktu silam.

Ceritanya saya dan Ibu (kalo ga salah sama adek juga, lupa hehe) pergi ke Cimahi dari Depok dengan kendaraan pribadi. Saya yang pegang setir.  Berhubung sudah ada sarana Tol Cipularang, mobil pun di arahkan ke sana. Hmm..sebetulnya saya agak kurang suka melewati Tol Cipularang, terutama saat malam hari. Karena saat-saat seperti itu Tol Cipularang suka mengeluarkan sihirnya, yaitu sihir kantuk. Hehe. Bayangin aja: malam hari jalanan sepi, kita mengendarai mobil dengan kecepatan cukup tinggi, tidak ada variasi jalan alias lurus tok (ya..belok-belok dikit lah), variasi kecepatan mobil pun relatif minim, minimnya variasi jalan dan kecepatan bikin posisi duduk, tangan, dan mata monoton. Tidak jarang hal ini membuat pengemudi mengantuk, salah satunya saya. Beda cerita kalo kita melewati jalanan Puncak yang penuh tantangan, berliku-liku, dan butuh konsentrasi tingkat tinggi, ditambah adanya ancaman dari depan. Kalo sudah lewat Puncak jarang sekali saya mengantuk, sebaliknya justru menikmati perjalanan. Apalagi pemandangannya indah dan udaranya sejuk. Agenda rutin kalo lewat Puncak biasanya mampir ke warung-warung pinggir jalan. Makan jagung bakar asin, mie rebus pake telor, telur asin, plus susu coklat panas. Wah…uenak tenan! Kadang-kadang mampir juga ke masjid At Ta’awun. Alah kok jadi ngalor ngidul gini, oke kembali ke cerita.
Perjalanan waktu itu siang hari. Jadi saya tidak (begitu) mengantuk. Seperti perjalanan yang sering saya lakukan sebelumnya, perjalanan kali ini pun sepertinya biasa saja alias lancar-lancar saja. Sampai ketika memasuki kilometer 35 (kalo ga salah ini daerah Karawang), saya mau menyusul truk di depan. Saya ambil jalur kanan. Perlahan saya mulai mau menyusul truk di depan, yang sekarang berarti posisi truknya ada di jalur kiri. Baru saja mau nyusul tiba-tiba truk yag mau saya susul itu bergerak perlahan pindah jalur ke kanan seolah mau menyusul truk lain yang ada di depannya. Agak kaget juga saya, soalnya jarak saya sama truk itu sudah cukup dekat. Kalo dalam dunia persilatan eh per-transportasian, mestinya dia tahu saya mau menyusul dan memberikan kesempatan buat saya nyusul dia. Tapi saya pikir ya sudahlah, biarin aja dia nyusul duluan.
Eh…eh..tapi aneh. Kok truk itu setelah pindah dari jalur kiri ke kanan, bukannya nyusul malah terus bergerak ke kanan. Keluar dari jalur jalan tol, berpindah ke pembatas jalan tol yang isinya rumput-rumput dan pohon-pohon kecil itu. Menerjang lampu pembatas (itu tuh…bukan lampu sih, tapi seperti lampu yang kalo disorot cahaya dia menyala. Seperti di sepeda), bahkan yang bikin saya tegang truk itu hampir aja pindah ke jalur yang sebelah sana (sebelah sana mana??). Jalur yang arah berlawanan, yang dari arah Bandung (saya kan dari arah Jakarta). Yang bikin tegang lagi, ketika truk itu hampir pindah jalur, saat yang bersamaan melintas dari arah Bandung jalur kanan sebuah truk besar (lebih besar dari truk yang nyasar itu) dan hampir saja terjadi tabrakan .
Saya yang berada persis di belakangnya cuma bisa klaksonin aja. Kalo-kalo dia ketiduran biar bangun gitu maksudnya. Saya bisa sedikit melihat ke arah sopir truk itu yang sibuk mengendalikan dirinya eh truknya. Tapi Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah si Pengemudi truk nampaknya bisa mengendalikan truknya sehingga terhindar dari kecelakaan. Yang terlihat di spion kanan saya, truk itu berhasil berhenti di tengah-tengah antara jalur dari arah Jakarta dan arah Bandung.
Cerita lain di waktu yang lain, kali ini perjalanan di malam hari (tepatnya tengah malam). Tujuan masih sama, ke Cimahi dari Depok. Jalan yang dipakai masih sama, yaitu Tol Cipularang. Yang pegang setir pun masih sama, yaitu saya. Sebetulnya dari awal perjalanan saya sudah agak mengantuk. Soalnya sebelum berangkat tak sempet tidur dulu. Dalam perjalanan di jalan Tol, tidak jarang saya harus memaksa mata untuk tetap terbuka. Caranya dengan sesekali membelalak, melotot, mengedepankan badan ke setir, senam tangan dan kepala, bahkan senam kaki. Tapi memasuki kilometer berapa gitu, ga merhatiin, saya tiba-tiba sempat tertidur beberapa detik (ga sampe 5 detik sih). Kalo orang sunda nyebutnya ‘ngalenyap’. Tapi ‘ngalenyap’ yang hanya sebentar itu sudah cukup membuat mobil saya pindah jalur tanpa saya sadari, dari jalur kanan ke kiri. Alhamdulillah saya masih sempet sadar lagi. Akhirnya saya memutuskan beristirahat di rest area terdekat.
Dari cerita di atas, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebelum atau saat bepergian jauh supaya ga mengantuk:
  1. Sebelum berangkat usahakan tidur dulu minimal sekitar 30-60 menit. Lebih lama lebih bagus. Tapi jangan kelamaan juga, ntar ga jadi berangkat. Kalo bisa tidurnya yang pulas dan nyenyak supaya pas bangun badan fresh kembali. Tapi ini khusus buat Pak Supir aja, kalo penumpang mah mau ngantuk berat juga ga masalah. Tinggal tidur aja di mobil. Lha kalo supir???
  2. Setelah bangun tidur, enaknya kita ngemil dulu sedikit. Makan roti, kue, ditambah susu coklat atau susu kopi atau apapun yang hangat-hangat kayaknya asyik juga nih. Apalagi kalo yang bikinin ‘orang lain’, tambah nikmat deh. Kita cuma tinggal menikmati.
  3. Jangan lupa siapkan perbekalan cemilan selama perjalanan, kue-kue dan minuman. Kalo mau bawa nasi juga boleh, minta suapin deh. Suapin sama siapa hayo??? Ini lumayan ampuh untuk mengusir kantuk pas lagi nyetir. Biarkan mulut kita bergerak, bersenam mengikuti irama kue yang dimakan. Halah!
  4. Sebelum berangkat, jangan lupa baca doa dulu. Manusia hanya bisa berusaha, Allah jua yang berkehendak. Doanya apa hayo???
  5. Hmm..biasanya kalo nyetir malam suasana mobil tak ubahnya rumah ditinggal penghuni. Sepiiii banget soalnya si supir ditinggal tidur sama para penumpang. Mau coba nyalain radio atau tape, eh disuruh matiin sama penumpang. Katanya berisik, mengganggu orang tidur aja. Lha, nasib kita (kita???)  gimana dong? Ya udah, bawa aja MP3 player, walkman, discman, atau yang sejenisnya yang bisa mengeluarkan bunyi. Pake deh earphone atau headset di telinga. Setel deh murotal atau nasyid pilihan. Kalo ada yang punya selera lain ya silakan aja. Tapi hati-hati, volume suaranya jangan terlalu keras. Salah-salah kita malah ga bisa denger kondisi di luar.
  6. Nah, yang ini bisa dipraktekan kalo udah terlanjur mulai mengantuk saat nyetir. Kita bisa senam. Senam mata, kepala, tangan, kaki, bahu, dan jangan lupa senam mulut (makan cemilan maksudnya).
  7. Kalo ternyata ngantuknya ga mau pergi juga, ya sudah apa mau dikata. Carilah tempat peristirahatan terdekat. Jangan dipaksakan menyetir, terlalu berbahaya. Ingat, masih ada sanak saudara dan keluarga yang menunggu di rumah. Kalo bisa tempat istirahatnya yang bagus fasilitasnya supaya nyaman. Kalo mau ke Bandung via Tol Cipularang bisa dicoba Rest Area km 57 (promosi nih…hehe). Konon katanya ini adalah yang terbaik se Indonesia.
Terakhir, nikmatilah setiap perjalanan kita dan semoga selamat sampai tujuan.


Kalau g kya gitu bisa kejadian kya gini neh :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang menggunakan kata kata kotor , sara , pornografi , dsb.

Jangan Lupa Coment Ya !!!